"Biarkan Mentari Tersenyum Untukmu”
Lewat sajak-sajak angin malam
Ku tuturkan kata hatiku
Mencoba menjawab desis angin
Mengintip kebisuan wajah
Yang kian lelah
Lelah mengatkan"ya"
Bahwa Aku mampu Menanti fajar
Teruz becerita dan tak mau berhenti
Membuka lembar demi lembar
Mengupas sederet cerita penyimpan kalimat tentang kita
Melukis tawamu, mengemas air mata dalam duka
sa'at kau pergi
Aku tahu. . . .
Aku adalah waktu dalam bayangmu
Tapi. . . .
Aku masih tetap yang seperti adanya
Yg masih mengharapkan jejak impian itu
Seperti pengembara
Melata
Menelusuri perjalanan waktu
Ku tahu. . . .
Sekedar kata saja tak cukup merangkul setiap Makna untukmu
Tapi jangan pikir aku akan berhenti. . . .
Salahku,tak sanggup menulis kata dalam kekosonganmu
Tak mampu merepih kembali kepingan hati ini
Membuatmu mati dalam heningku. . .
Lewat lrik-lrik bahasa bintang
Ku ingin beritahu dia
Tentang aku
Inginku bukan harapannya
Dia terlalu mulia untuk ketidakberdaya'anku
Tunjukan padanya. . .
Bahwa perihnya adalah perihku juga
Lukanya adalah luka dukaku
Jangan membenamkan dri terlalu lama dan
Memalingkan ketidakmungkinan agar kau trsakiti
Dengarlah suara jerih kata yang lemah ini. . .
Lupakan Aku untuk Kau Kenang
Namun phabila ia sisakan luka dimatamu.
Maka Tepislah itu. . . .
Dan Biarkanlah Mentari Tersenyum
Untukmu. . . . . .
Ku tuturkan kata hatiku
Mencoba menjawab desis angin
Mengintip kebisuan wajah
Yang kian lelah
Lelah mengatkan"ya"
Bahwa Aku mampu Menanti fajar
Teruz becerita dan tak mau berhenti
Membuka lembar demi lembar
Mengupas sederet cerita penyimpan kalimat tentang kita
Melukis tawamu, mengemas air mata dalam duka
sa'at kau pergi
Aku tahu. . . .
Aku adalah waktu dalam bayangmu
Tapi. . . .
Aku masih tetap yang seperti adanya
Yg masih mengharapkan jejak impian itu
Seperti pengembara
Melata
Menelusuri perjalanan waktu
Ku tahu. . . .
Sekedar kata saja tak cukup merangkul setiap Makna untukmu
Tapi jangan pikir aku akan berhenti. . . .
Salahku,tak sanggup menulis kata dalam kekosonganmu
Tak mampu merepih kembali kepingan hati ini
Membuatmu mati dalam heningku. . .
Lewat lrik-lrik bahasa bintang
Ku ingin beritahu dia
Tentang aku
Inginku bukan harapannya
Dia terlalu mulia untuk ketidakberdaya'anku
Tunjukan padanya. . .
Bahwa perihnya adalah perihku juga
Lukanya adalah luka dukaku
Jangan membenamkan dri terlalu lama dan
Memalingkan ketidakmungkinan agar kau trsakiti
Dengarlah suara jerih kata yang lemah ini. . .
Lupakan Aku untuk Kau Kenang
Namun phabila ia sisakan luka dimatamu.
Maka Tepislah itu. . . .
Dan Biarkanlah Mentari Tersenyum
Untukmu. . . . . .
created by: Rahmawati A. Rakib
Tidak ada komentar :
Posting Komentar