Ku jajah di seluruh bumi dan nusantara, di setiap
tempat yang menuju menuju makam aksara
di setiap Lisan yang mati tak berpusara
Dalam kata-kata yang mengundang tanya
atau disetiap hati yang tak punya tentram dan ceria
Aku kehilangan muka,
Sebab topengku sudah kau buka namun tanpa suara
Kata-kataku sudah rata dengan tanah
Kau gilis bagai angin berlalu
dan kaupun ikut hanyut bersama waktu
kau menghilang tanpa jejak
Kau hanyut di telan bumi
Seperti kunang-kunang di tengah cahaya matahari
atau seperti kapas yang tenggelam di samudra
Meski ku tau aku hanya sebutir titik
yang melitas di udara
yang hanya ingin melirikkan not-not yang bising dalam ruang hatiku
Takkan pernah ingin ku biarkan
kekosongan mulai mengisi semua jalan
dan menutup semua ruang yang ada di dalamnya...
Mungkin aku tak pandai membaca langit
aku pun tak mampu membaitkan bahasa-bahasa bisumu
Tapi akan ku susuri gunung-gunung es itu
Akan kutebaskan matahari untuk mencairkan
semua-kata-katamu yang meggumpal di udara
untuk semua isyarat dari setiap tetes air hujan
yang tertahan di tenggorokan
Agar aku pun mencair dari kebimbangan ini….
Sungguh Aku ingin,bayangmu melintas
Sepintas pun tak mengapa asalkan aku tak ditertawakan
lampu-lampu jalan di tengah musim yang tak ada
yang bukan pagi, siang,malam,bukan pula petang dan semuanya..
bukan panas atau dingin atau kedua-duanya…
bukan juga angka-angka dalam kalender yang berubah
tetapi resahku yang membara di atas makam aksaramu….
Kini Langkah itu seperti koma tanpa titik yang bergema
terus mengaung dalam hatiku
melukis serak yang tertanam dalam nafas yang ku eja
Sudah
Mungkin akan sia-sia mencari jejakmu
sebab bukan jejakmu yang menghilang dari hatiku
tetapi aku yang sudah tak menemukan jejakku di dalam hatimu…
yah mungkin , mungkin musim benar-benar tlah berubah
karena aku takkan pernah menemukan ruang yang tak berudara di bumi ini
ataupun angka-angka dalam kalimat-kalimatku…
Aku hanya akan mendapatkan bayangan dalam jejakku sendiri…
created by : Rahmawati A. Rakib
Tidak ada komentar :
Posting Komentar